Batu ini dikenal di luar negeri dengan nama Chrysocolla. Ternyata dalam sejarah panjang peradaban manusia, batu jenis Chrysocolla sudah terkenal ribuan tahun silam.
Ia bahkan diistilakan sebagai ‘The King
Of Carbonate Copper Gemstones’ (Raja Batu Tembaga Karbonat). Ini karena
warna hijau dan biru sebagaimana Palamea yang memukau.
Di Indonesia jenis batu Chrysocolla hanya ada di Pulau Kasiruta, Kecamatan Bacan, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara.
Batu ini mengalami sejarah panjang dan bahkan telah terkenal sejak zaman Yunani Kuno. Secara etimologi (asal usul kata), nama Chrysocolla pertama kali digunakan oleh Theophrastus, seorang filsuf Yunani dan ahli Botani, sekira tahun 315 SM.
Ia menggunakan nama Chrysocolla untuk menggambarkan batu ini. Kata Chrysocolla merupakan gabungan dari dua suku kata dari bahasa Yunani. Yaitu, Chrysos, yang berarti emas, dan Colla, yang berarti lem.
Ceritanya, batu ini pertama kali
digunakan oleh seorang tukang emas kuno, sebagai bahan untuk solder,
untuk mengelas kepingan emas bersama-sama.
Filsuf Yunani kemudian menggambarkan nama batu ini dengan sebutan Chrysocolla, yang artinya ‘lem emas’. Karena digunakan sebagai medium untuk bisa mengelas kepingan-kepingan emas.
Adapun di zaman Romawi, batu ini disebut sebagai Santerna. Para pelukis kuno menggunakan batu ini sebagai pigmen untuk cat.
Sedangkan oleh para raja, batu ini
digunakan sebagai perhiasan mahkota, cincin, kalung, liontin dan gelang.
Ini terkenal sejak ribuan tahun silam. Baik di kerajaan Romawi, juga
bahkan jauh sebelum itu yakni di Zaman Mesir Kuno.
Demikian kesimpulan yang diperoleh dari
sejumlah pencarian secara kepustakaan oleh BERITABATU.com. Anda juga
bisa menemukan banyak tulisan dalam bahasa Inggris yang mengulas tentang
jenis batu Chrysocolla.
Semua ini adalah tanda-tanda kebesaran
Allah swt di muka bumi. Maka bersyukurlah. Karena meski batu sekalipun
menjadi indah dalam pandangan manusia. “Maka nikmat Rabb-mu mana lagi yang kamu dustakan?.”
Sumber : BERITA BATU.COM
Sumber : BERITA BATU.COM